termobariknews.com – Abdurrahman Taha, seorang senator yang dikenal sebagai ART, mengamati berita yang beredar di media elektronik, yang mengungkap pendapat beberapa ahli bahwa Kejaksaan saat ini telah berubah menjadi sebuah lembaga Superbody. Dengan tegas, ART menyatakan bahwa segala pemberitaan yang mencoba mendiskreditkan Kejaksaan, terutama terkait dengan isu kewenangan, dan didukung dengan serangan karakter di media sosial terhadap pejabat Kejaksaan, sebenarnya adalah upaya balik dari pihak koruptor (corruptor fight back) yang ingin memecah belah penegak hukum. Menurut ART, masyarakat seharusnya menjadi cerdas dan kritis terhadap upaya-upaya balik dari koruptor, dan harus mampu melihat setiap permasalahan dengan pikiran yang jernih.
ART menegaskan bahwa meskipun Kejaksaan memang diberi kewenangan yang lebih luas, namun kewenangan tersebut hanya terbatas pada penanganan tindak pidana korupsi. Bahkan, menurut ART, langkah-langkah yang diambil oleh Kejaksaan dalam mengungkap Oligarki di sektor pertambangan merupakan sesuatu yang dinantikan oleh masyarakat.
Sebagai contoh, dalam kasus Timah, apabila hanya ditangani melalui penegakan hukum administratif, maka yang terkena dampak hanya para pelaku kecil, seperti penambang ilegal. Namun, Kejaksaan, melalui instrumen penanganan tindak pidana korupsi, sebenarnya tengah membongkar sistem kejahatan atau mafia di sektor pertambangan, di mana pada kenyataannya rakyat kecil yang menjadi korban, sementara pihak tertentu menikmati hasil tambang dengan berlimpah.
ART juga menjelaskan bahwa walaupun ada berbagai framing negatif terhadap Kejaksaan, namun hal itu tidak akan berpengaruh selama Kejaksaan dapat membuktikan kinerjanya dalam menangani kasus-kasus mega korupsi. ART yakin bahwa rakyat akan selalu berada di sisi lembaga yang konsisten memperjuangkan hak-hak mereka.